Inilah Aku
Karya: Naya Alyasa
Rintik sendu yang kian mengalir
Membuatku terus bernapas mengudara
Turut serta hidup bermekar dibaluti mentari pagi
Keelokan warna menjadi bagian dari ciriku
Berpijak tetap di atas bentala
Terjaga kukuh dalam satu ruang
Tubuhku dipenuhi garis runcing yang tajam Membuat siapa saja takut akan terluka
Hingga tersayat,
Namun, disamping kurangku
Ada kecantikan yang ku pancarkan
Turut dirayakan oleh mahkota yang bertepi di atas puncakku
Mahkota yang bersemayam
Ditemani sang kelopak
Memuat ruang bagi yang menatapku
Hanyut tenggelam pada keindahanku
Memancarkan pantulan sinar diriku
Terekam jelas pada intuisi
Semerbaknya aroma
Melekat terpenjara di sang penciuman
Kekal terkenang di dalam hati
Meninggalkan jejak yang menyejukan
Membuat langkah yang enggan untuk meninggalkan
Itulah aku, sang “Mawar”
Tuan dan Nyonya
Meski aku hadir dibaluti luka yang menancap
Lubung hati ini berbicara
Tak ingin aku tancapkan
Pada ruang hati hingga membekas
Namun itulah aku
Selalu akan ada ruang luka
Yang sempat meninggalkan jejak
Bagi siapa saja yang akan menjauhkan ku dari bentala
Meski begitu
Terima kasih Tuan
Terima kasih Nyonya…
Riuh, indah
Selalu turut hadir merayakan
Mengartikan diriku
Dalam sebuah cinta serta kasih sayang