Kami (Guru) Tidak Pernah Iri
Karya: Novella Cathlin, S.Pd.
Sedikitpun, tak pernah terbesit di dalam pikiran maupun hati
Jika ternyata aku, akan mencintai profesi ini
Menjadi guru, tidak melulu tentang harga diri
Ada sebuah kesadaran jika ini adalah sebuah panggilan.
Panggilan dari sudut hati terdalam
Untuk memulai sebuah pengabdian.
Panggilan dari segala sisi kehidupan
Untuk menyadari jika guru menjadi bagian dari sebuah perubahan.
Meski, tak jarang sering kita jumpai
Jika guru, mudah menjadi bahan perbincangan.
dalam era gempuran media
yang kini dengan mudahnya mendewasakan zaman.
Ketika kita menegur para penerus bangsa
Berharap mampu mengembalikan ke etika yang sewajarnya
Justru gurulah yang akhirnya tersudutkan.
Suport dan kesadaran sosial
Semakin terkikis oleh perasaan tak acuh.
Orang tua yang selalu membela dan melindungi anaknya
Meski sudah terbukti ada hal yang tak seharusnya
Membuat kita menjadi serba salah.
Menjadi guru dengan segala upaya maksimal
Hingga terkadang mengorbankan buah hati sendiri
Demi mendidik generasi perubahan.
Tak jarang pula kita mengorbankan hati sendiri
Demi mendidik penerus bangsa agar tak kehilangan empati.
Mencari dan menggali potensi dalam segala keterbatasan
Kemudian mengantarkan para penerus bangsa ke depan pintu kesuksesan
Adalah sebuah kebanggaan yang selalu kita banggakan
Tak harus selalu berbalas materi
Ucapan terimakasih sebagai bentuk penghargaan sederhana pun
Mampu membuat kita melayang dalam kebahagiaan dan kebanggaan.
Apalagi jika mereka telah sukses menjadi agen perubahan zaman.
Tak ada yang lebih baik
Dari sebuah berita baik
Karena Kami…
Guru…
Tidak pernah iri akan prestasi
Para peserta didik yang kita didik dengan hati.
Pangandaran, 4 November 2023
satu Respon
Karya karya nya sudah bagus. Syarat dengan pesan moral. Semoga bisa berlanjut untuk terus berkarya.