Manifestasi Cinta dalam Aksara – Cerpen Muhammad Rizky Ramadhan

puisi mencintai diri

Manifestasi Cinta dalam Aksara
Karya: Muhammad Rizky Ramadhan

Di dalam sunyinya malam, nampak seorang pemuda yang terbaring di atas ranjangnya sembari meperhatikan jam digital yang terus berjalan. Detik demi detik berlalu, mengingatkan masa lalu yang telah ia lewati dalam satu tahun ini. Tak lama lagi angka menunjukan 24:00 yang artinya perjuangan di tahun 2023 telah usai, segera ia bangkit dan bermunajat kepada Tuhan. Ia bersyukur atas segala yang telah Tuhan berikan di tahun ini, termasuk dipertemukanya ia dengan seorang gadis yang begitu spesial. Gadis itu tidak hanya menumbuhkan rasa cinta di hatinya, namun mampu membuat hidupnya lebih berwarna dengan segala inspirasi yang ia bawa.

Namun di akhir tahun ini hubungan ia dengan gadis jelita itu tak lagi begitu dekat, bukan karena masalah atau sudah tak peduli, namun karena semesta sedang memainkan argoritmanya. Sudah satu bulan lebih mereka tak saling berkabar dan menyapa, seolah dalam 10 bulan yang berlalu tak terjadi apa-apa di antara mereka.

Lantas apakah cerita mereka berdua telah berakhir?

Cerita baru saja dimulai.

07 Januari 2023

Seorang gadis bernama Johana datang keluar kota untuk menyelesaikan PKLnya di salah satu PT Farmasi ternama di Kota Surakarta, ia adalah siswi SMK di salah satu sekolah unggulan Kota Semarang.

Selama 3 bulan PKL di Surakarta, ia merasakan banyak perubahan dalam hidupnya. Karena sejatinya ia adalah gadis yang biasa dimanja orang tuanya, yang kini ia harus berlatih hidup mandiri. Selama di Surakarta Johana tinggal di sebuah kos bersama 1 teman sekelasnya.

“Johana, aku laper” ucap Marina.

“Ih kebiasaan, padahal tadi udah makan lho” jawab Johana.

“Malam-malam gini enaknya makan apa ya, udah jam 22:00 warung udah pada tutup pasti” celoteh Marina.

“Roti bakarnya Mas Rama enak ni” goda Johana.

“Yang enak rotinya atau Masnya?” sambil tertawa Marina menggoda balik.

Johana menanggapinya dengan senyuman, “Gimana, jadi beli ndak?” tanyanya memastikan.

“Jadi dong!” jawab Marina dengan semangat.

Johanapun segera keluar kamar dan menuju kedai roti bakar milik Rama yang berjarak 100 meter dari kosnya.

Begitulah awal mula bertemunya Johana dengan Rama, seorang mahasiswa sastra yang menyambi kuliahnya dengan bekerja menjadi penjual roti bakar. Ia dan Johana pertama kali bertemu sebagai penjual dan pembeli, tak jarang mereka berdua bercengkerama saling bertukar cerita di kedainya setiap malam. Johana begitu kagum dengan keuletan dan kedisiplinan Rama dalam membagi waktu antara belajar dan bekerja, di samping itu juga ia berwawasan luas dan senang berbagi pengalaman.

Johana yang saat itu kelas 12 tak lama lagi akan lulus, ia kerap menanyakan kepada Rama mengenai dunia mahasiswa, karena rencana akhir tahun nanti ia akan melanjutkan kuliahnya di sebuah kampus farmasi Kota Semarang. Mereka berdua saling bertukar impian mengenai apa yang akan mereka capai di tahun depan, yaitu tahun 2024.

25 Maret 2023

Di malam hari yang cerah, Johana dan Rama menikmati secangkir kopi di sebuah kafe yang ada di dekat Balai Kota Surakarta. Hal tersebut menandakan akan selesainya tugas PKL Johana tahun ini.

“Jo, sebelum kau pulang ada sesuatu untukmu” ucap Rama sembari menyodorkan selembar kertas gambar untuknya.

“Bagus iw, ini Masnya yang buat?” tanya Johana penasaran.

“Iya, kemaren waktu kelas kaligrafi diminta buat gambar tulisan sama dosennya, lalu kutulis namamu” jelas Rama sambil tersenyum hangat.

“Keren uy” Johana terpana sambil terus menatapi indahnya gambar itu.

“Ah biasa aja sih, kamu tau yang bikin keren tu bukan karena tulisanku tau!” elak Rama.

“Terus apa dong?” tanya Johana penasaran.

“karena namamu yang begitu indah” jawab Rama sambil menatapi bola mata Johana yang kian bersinar.

“Bisa aja Mas wkwk” tanggap Johana tersenyum tersipu malu.

Di akhir perpisahanya dengan Johana, Rama begitu merasa kehilangan dengan sosok gadis yang ceria lagi jelita itu. Hingga hari ini tidak ia temui gadis sepertinya di manapun bahkan di belahan dunia, apakah Rama mulai jatuh cinta padanya?

31 Desember 2023

Malam di akhir tahun kian larut, turut serta melepas membuntut kenangan yang kini hanya tersisa dalam pikiran Rama sebagai angan-angan. Sudah sembilan bulan ia tak melihat paras jelita gadis peramu obat itu lagi, namun 9 bulan yang berlalu kini terasa seperti seminggu. Begitu cepat waktu berlalu, ia sudah naik semester 6 dan Johana kini telah menyelesaikan 1 semesternya di kampus yang ingin ia tuju kala itu. Namun 9 bulan tak bertatap muka dengan Johana menyisakan rindu yang mendalam dalam lubuk hati Rama, ia bertanya-tanya bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya sedang 9 bulan sama sekali diriku tak melihatnya.

Kedatangan Johana membawa cinta dan menginspirasi sosok Rama sebagai mahasiswa sastra di salah satu universitas tersohor Surakarta, yang kini ia dengan gadis tercintanya itu hanya berjarak rindu tanpa adanya temu. Oleh karena itulah di akhir tahun ini Rama mengumpulkan lembaran demi lembaran puisi dan prosa yang telah ia tulis sebagai luapan rindunya saat jauh dari Johana.

Dan 10 hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Desember 2023, ia mendapat pesan email dari salah satu penerbit mayor ternama kala itu, bahwasanya penerbit tertarik untuk mencetak karyanya dalam skala besar.

Dan tepat di awal tahun 2024 nanti, buku yang telah ia tulis akan segera terbit. Rama begitu tak menyangka bahwa cinta yang ia rasa dan juga rindu pada gadis itu mampu menciptakan mahakarya sastra yang dikagumi semesta.

Dan di akhir tahun yang tersisa, ia masih terus berdoa untuk bisa kembali bertemu dengan Johana dan memberikan hadiah buku itu kepadanya.

Apakah di tahun 2024 mereka akan bertemu?

Yang jelas Rama akan terus menulis dan menciptakan banyak karya untuk semesta, kini ia menjadi seorang penulis yang menulis sepicis kisahnya sendiri, namun hebatnya semesta terus mengagumi.

Baginya tahun 2023 begitu berkesan, tidak hanya kenangan indah yang penuh warna di dalamnya, namun juga tahun itu mengajarkanya untuk terus bersabar, berdoa dan berkarya.

Ada sepatah kalimat yang membuatnya senantiasa kuat dalam situasi badainya rindu yang menerka.

Jika seseorang mencintai karena terus bertatap mata setiap hari, maka cintanya sebatas jarak pandangnya saja. Namun bila seseorang terus mencintai sepanjang hari tanpa saling menatap mata dan menyapa, maka cintanya tulus berasal dari dalam hati.

Dari situ Rama menemukan akan arti dari sebuah cinta yang sesungguhnya, cinta adalah sebuah keabadian yang akan tetap hidup meski kekasih jauh tak bersama entah di mana. Ketika seseorang mencintai namun tak sampai, sejatinya ia masih mencintai namun lebih ikhlas.

Dalam akhir cerita tentang tahun ini, Rama menyisipkan banyak pesan dalam buku yang ia tulis. Tidak hanya tentang cara menyambut rindu dan cinta semata, namun sebuah pengharapan dan motivasi untuk semesta agar tahun yang akan datang kita mampu membawa perubahan dengan berkaca dari tahun yang telah berlalu. Apa yang sudah terjadi tidak untuk disesali, namun sebagai pembelajaran dan motivasi untuk memperbaiki hidup lebih baik lagi.

“Cinta adalah sebuah anugerah, namun juga bisa menjadi sebuah musibah. Semua kembali kepada bagaimana seseorang itu menyikapi dan menjalaninya. Tiada cinta yang benar-benar cinta bilamana di dalamnya tidak membawa perubahan baik. Oleh karena itu cinta yang telah kita temukan di tahun ini, kita sambut dengan kegiatan positif untuk terus memotivasi diri kita dalam mengembangkan hidup yang lebih bahagia”.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *