Membujuk Semesta
Karya: Reza
2023, tahun dimana ku mencoba pergi lagi ke Jakarta
Dengan sebuah rencana yang sudah ditata di kepala
Tak terlihat memang namun, sangat kentara
Karna memang ku koarkan kemana-mana
Ku bercerita tentang rencana yang sudah di depan mata
Cukup sebentar lagi saja dan kalian dapat berbangga
Namun rupanya di tahun yang mulai menua
Bahkan rencanaku pun tak mendapat dukungan semesta
Semesta memaksa “Kau harus berjuang lagi tahun depan nak”
Waktu dan perputarannya “Masih belum saatnya kau disini nak”
Realita menyadarkan, “Tak ingatkah kau bodohnya kau dahulu?
Cermin pun berbicara kejam “Apakah kau lupa berkaca?”
Ku mendengar helaan berat nafas di seberang sana
Ketika ku bercerita tentang kekecewaan pada semua
Oh, sudah pasti kalian sangat merasa kecewa
Aku juga, tapi mungkin punyaku tak seberapa
Di seberang sana hanya ada jawaban
“Ya mau bagaimana lagi?”
“Toh, tidak bisa di apa-apa kan lagi”
Ku hanya bisa memohon pemaafan
Derai air mata tak mampu membujuk semesta tuk memihak
Tak sanggup meminta waktu tuk berhenti barang sejenak
Bagaikan siang dan malam, kecewa dan sedih merebak
Berlarut-larut menjadi buih yang disapu ombak
Ku bertanya, apakah nanti ku masih diizinkan menata lagi?
Apakah semesta sudah mau berkompromi?
Atau apakah semua sudah terlanjur dan tak bisa diusahakan lagi?
Ku tak tau, ku hanya bisa menunggu dan membenahi
Berdoa’, memuji, mendekati sang Pencipta lagi
Ketika dulu ku menjauh karena kesombongan diri
Mungkinkah semua itu cukup tuk membujuk semesta lagi?
Ku hanya bisa berdoa’, berjanji dan menanti di 2024 nanti