Terukir Mesin Waktu, “Nona”
Karya: Annisa Sabrina Fisabililah
Masih terpaku akan pesona sang nona
Fana merah jambu memeluk langit
Menakhodai petuah algoritma buta dengan keindahannya
Deru angin menggema, memanggil “Kau mimpi?”, beradu dengan harap “Kau bisa!”
Namun langkahmu harus cepat, walaupun sudah terlambat
Tak lagi berkelana, mimpi-mimpi menjelma nyata
Nona, pergilah sudah, singgahnya telah usai
Bermula disudut jembatan lusuh
Terekam langkah, dalam petuah tak terucap
Membentuk alur, arungi pelabuhan masa depan
Dari gelisah remuk. hingga sentuhan terang
Detik demi detik mengukir jejak di lorong waktu
Melintang, menghadang dalam gelap, “Lihat dirimu, apa yang bisa kau capai!”
Ucap naluri menyiksa menyanggah harap
Terbesit kisah lalu “Kukira Nona bermukim ternyata Nona hanya singgah!”
Hujan turun membasahi, Langkah tak terhenti
Di puncak, di mana matahari bersinar
Kini Resolusi tak lagi sekadar impian di hening malam
Melainkan cerita sejati, tentang perjuangan dan keberanian
Daku tersenyum, menyongsong dunia yang baru
Diapit lukisan semesta, seraya menggoreskan tinta
Walau tanpa Nona, “ragakupun masih bernyawa!”