Bangunlah Badannya, Bukan Jiwanya – Puisi Rasyid Maulana Arifuddin, S.Pd.

puisi guru

Bangunlah Badannya, Bukan Jiwanya
Karya: Rasyid Maulana Arifuddin, S.Pd.


Api bergulung memenuhi puncak ambisi, menyapu habis rintihan sesak yang bertengger di belukar.
Pihak Kurawa 1 tengah bersorak sorai, menertawai yang lemah. Menertawai diriku yang limbung dihantam ombak ini.
Basah kuyup dalam nafasku tersengal-sengal… menyalami lidah, melontarkan keluh kesah.
Entah, sampai kapan api yang berbalut dengan debu kesusahan ini akan terurai, menjadi gamblang di esok hari.
Dan entah, sampai kapan Kurawa yang bersarang di hati anak-anak akan tanggal satu demi satu, menjadi cerah di esok hari.
Gunungan 2 ditancapkan di tengah, tegak, menjulang tinggi, tanda pagelaran usai… menghela nafas panjang.

Kita bertanya, kita pula yang harus menemukan jawabannya.
Ataukah ini persoalan yang tanpa harus dicari awal dan akhirnya.
Pelajaran selesai.
Tutup buku.


Klaten, 1 Oktober 2023

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *