Celoteh Bapak Kepada Anaknya
Karya: Kuswanto
Pada suatu malam
Di ruang tamu bertilam
Seorang anak awam
Sedang berbincang-bincang dengan Ayahnya
Anaknya bertanya
Ayah, kenapa Ayah menjadi guru, Kenapa tidak jadi pengusaha?
Ayah menjawab pertanyaan si anak
Nak, pengusaha juga awalnya bersekolah.
Mereka belajar dan diajar oleh guru-guru
Itu sebabnya mereka bisa menjadi orang-orang seperti itu
Si anak bersikukuh dan menyanggah
Tapi kata orang-orang gaji mereka besar Ayah, puluhan juta perbulan
Tidak seperti Ayah gajinya kecil, dua puluh lima ribu perjam, perbulan hanya dapat lima ratus sampai delapan ratus ribu saja.
Ayah menjawab serius tapi santai
Hidup itu bukan untuk materi Nak
Seberapa pun banyak harta, setinggi-tingginya jabatan dan sebanyak-banyaknya uang
Bukan jaminan untuk seseorang bahagia
Ukuran kebahagiaan adalah bahagia itu sendiri karena kebahagiaan bukan dicari tapi diciptakan
Sementara kata cukup sifatnya relatif
Sekecil apapun penghasilan Ayah, kalau Ayah katakan cukup ya cukup
Kuncinya sederhana, hiduplah sesuai kemampuan bukan keinginan
Ayah menjadi guru karena itulah jalan menuju kebijaksanaan
Menjadi guru adalah cara hidup paling mulia
Memanusiakan manusia
Memberi tanpa pilih kasih
Yang tidak tahu baca kami ajari baca
Tidak tahu menulis kami ajari menulis
Tidak tahu berhitung kami ajari berhitung
Tidak tahu adab kami ajari adab
Kami tidak meminta imbalan dan kami tidak mencari kekayaan
Sekalipun mengorbankan jiwa dan raga
Kami hanya berharap dapat cahaya dalam peradaban
Kemudian menitipkan masa depan bangsa ini ke tangan mereka yang sadar dan peduli
Sang anak tertegun diam seribu bahasa
Hatinya tersentuh ketidaktahuan
Matanya berkaca-kaca
Merenung dan memikirkan celoteh Bapaknya