Dialog Kerinduan di Pusara
Karya: Baharudin, S.Sos
Ayah,
Aku bertamu ke rumahmu
Disambut dzikir kamboja
Tak membawa apa-apa, selain
Al-fatihah, yasin dan doa yang kupersembahkan
Sebagai pupuk untuk taman-taman surga
Di kediamanmu
Ayah,
Di belukar malam
Saat kesunyian merajai alam
Aku mengetuk pintu-Nya
Dengan lautan di wajah
Memohon mimbar-mimbar cahaya
Untukmu,
Agar kelak tatkala jiwa-jiwa digenggam ketakutan
Engkau tersenyum
Ayah,
Bertahun-tahun rindu ini kutabung
Di sebidang dada yang pecah
Mata kemarau setiap hari kuminum airnya
Harus aku apakan rindu ini, Ayah
Jika temu sebagai obat
Laksana menjaring angin yang kembara
Ayah,
Puluhan purnama anakmu
Laksana pungguk yang merindukan bulan
Rindu tumbuh seperti ilalang di musim hujan
Menikam hati berkali-kali
Ayah,
Jika rindu adalah api, maka aku telah menjadi abu
Jika rindu adalah air, maka aku telah membeku
Jika rindu adalah lilin, maka aku telah terbakar
Ayah,
Rindu adalah angin
Dan aku daun kuning yang tak mampu menghindar
Dari jatuh.
Pangkalpinang, 10/05/2024