Doaku Menyulut Cahaya Palestina
Karya: Mohammad Adib Nabil
Doaku menyulut cahaya Palestina, Sejuta bintang bersinar di balik malam. Dalam doa, harapan menutupi mimpi, Tempat suci dimana cinta tumbuh subur.
Jeritan angin bergema di padang pasir, Mengarang puisi dan meratapi cerita sedih. Hijaukan hatimu, tumbuhkan kekuatanmu, Doa menyulut, memikat cahaya kemerdekaan.
Dalam pelukan matahari terbenam, Warna senja memeluk kisah sejarah. Cahaya doa menerangi setiap sudut, Palestina, engkau tak sendiri.
Doaku menyulut cahaya keadilan,
Di antara reruntuhan, masih ada harapan. Tangisan anak-anak, panggilan bumi,
Doa menyulut, membara tanda kebebasan.
Palestina, kau tumbuh di hati kami,
Puisi doa, jembatan ke abad yang akan datang. Bertahanlah, bersinarlah terangmu,
Doaku menyulut cahaya, membawa kedamaian.
Bintang berjajar di langit malam, Doa menyulut, mengukir cerita abadi. Harap mengalir di sungai-sungai doa,
Palestina, kita bersama merindu. Cahaya mesir, jauh di ufuk timur,
Bisikan angin membawa doa-doa suci. Bersatu dalam pelukan mimpi,
Doaku menyulut, membangkitkan semangat.
Terkukur jiwa, namun tak terpecahkan, Palestina, engkaulah tempat berdoa.
Dalam seruan hati, ada kekuatan,
Doa menyulut, menyinari jalan menuju kebebasan.
Cinta dan perdamaian, terjalin di senja,
Doa menyulut, mencipta harapan yang abadi. Palestina, engkau tetap dalam hening,
Doaku menyulut cahaya, menandai kehidupan yang damai.
Dalam ruang hening malam, suara doa terdengar, Palestina, tanah suci yang memancarkan kebijaksanaan. Doa menyulut bara perlawanan yang abadi,
Mengajak dunia untuk bersama, membela kebenaran