Elegi Palestina
Karya: Yashina Ningen
Teriak mereka menderu kencang
Dalam bait-bait kesengsaraan
Elegi menukilkan kronologi paling bersejarah
“memanusiakan manusia”
Menjadi sembunyi dalam amarah.
Ketakutan tidak pernah selesai berkeliaran
Dari pagi menjelang
Hingga malam kembali datang
Ledakan masih gemar menjelma
Nyanyian tidur bayi-bayi kecil
Lantas, menyudahi adalah mustahil, bukan?
Tak seperti orang-orang hidup semestinya
Derita semakin menderai tangis
Dan jeritan lara seiring membenci bengis.
Kemudian, doa untuk Palestina terus mengalir
Di antara telapak tangan yang melepas terenyuh
Segala harap kemudian ‘kan menjadi makbul
Semoga yang meninggalkan dunia
Terjaga dalam peluk-Nya; selamanya.
Banyuwangi, 21 Januari 2024