Lakon Terbaik Sepanjang Sejarah
Karya: Destri Mairoza
coba kautunjukkan satu mantra penakluk hati
biar kujampikan di semenanjung ilmu, tempat arus pasang; hilir-mudik berganti surut
akan terus kurapalkan pada ubun-ubun cicit dengan senyum lugu
berbagai polah-tingkah, menuntutmu tegak pada harga sebuah profesi mulia, katanya
namun keluhmu tak terbaca masa, tinggal zaman mengubah segala makna
kini kau diberi kata ‘Merdeka’, aku pun sama
terbuai dengan janji cinta dan sumpah setia;
selalu merangkul dalam segala duka nestapa
tapi, sudahkah kaulihat para Engku tetua ilmu?
kini dicekoki tumpukan kertas bernama administrasi
hingga tak tahu lagi entah mana ujung dan pangkalnya,
tak ingat pula entah bila memulai ini dan itu
atau ada pula yang lupa cara tersenyum
sedangkan darah daging terkadang tak terbelai kasih
tak tersapa senyum
ada lagi kisah pilu Engku guru di kampung seberang
yang diberondong peluru atas nama keadilan dan perlindungan anak, hukum di atas aturan
Oh, Engku guru
tak perlu lagi kaudidik mereka dengan caramu, Engku!
cukuplah menjadi lakon terbaik sepanjang sejarah
yang bungkam dan menurut pada tali kekang penguasa
Apa harus seperti itu, Engku?
aku masih ingat ilmu yang Engku guru berikan dulu
semasa zaman masih menjadi kerabatmu
dengan bangga pada safari lusuh itu, kautitahkan:
“Ingat, Nak. Dahulukan adab sebelum ilmu”, katamu.
Solok, 2023