Sagu Hati, Pemilik Hati
Karya: Seni Handiyani
Menyematkan janji pada ranting-ranting pohon kehidupan yang rimbun menaungi jalan setapak merebak ke arah muruah
Menyemaikan zuriah di tanah basah tercurah berkah dari setiap putik puspa asa
menanti menyembul cantik
Pucuk rumbah pertanda pepohonan bersemi siratkan semaian, rindang pengharapan,
Tak ingin angin merontokkannya, kuikat erat tangkai-tangkai jelmaan ocehan anak-anak
janji banggakan negeri! ibarat patuhnya Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara!
Ini tanganku, yang tak kokoh, tapi ikrar jemariku menyentuh bintang-bintang siarah!
Bibirku yang kadang kelu membisukan tutur kata
karena daya-Nya kuniatkan mengeja, menerjemahkan kata-kata hingga mereka mengucap ulang lebih gamblang!
Ini takdirku, dididik untuk mendidik sagu hati dari pemilik hakiki semesta
Angan-angan ini tak lagi lindap, seiring detak nadi semakin kukuh berdaulat pada raga yang menua bagai mobil antik yang ingin tetap melaju disorot lampu kota
Inilah hidupku yang tidak sempurna, hanya Tuhan yang bisa mengubah akadku untuk menjaga wasiat menghadirkan Atma Ki Hajar Dewantara di setiap taman siswa
satu Respon
Puisi “Sagu Hati, Pemilik Hati” oleh Seni Handiyani menggambarkan keindahan dan makna kehidupan, dengan metafora tentang janji, tanah basah, dan pepohonan. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang pengharapan dan tekad untuk membangun kehidupan yang bermakna. (Penikmat Puisi)