Mawar Hijau
Karya: Yashika Amanda
Suara gemuruh petir memecah keheningan malam itu. Hujan deras turun membasahi tanah dan mengusik ketenangan penduduk desa. Di balik jendela kamarnya, Andi duduk termenung sambil memandangi titik-titik air yang mengalir di kaca jendela.
Aldi adalah seorang pemuda berusia 25 tahun yang tinggal di desa kecil bernama Desa Mawar. Desa itu terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami dan penduduknya yang ramah. Namun belakangan, desa itu menghadapi masalah yang cukup serius. Pengelolaan sampah yang kurang baik membuat lingkungan mereka semakin tercemar. Sampah-sampah plastik berserakan di sungai-sungai serta pinggir jalan. Udara menjadi semakin kotor dan sungai-sungai yang sebelumnya jernih, berubah menjadi keruh akibat pencemaran.
Aldi tidak bisa tinggal diam melihat kondisi ini. Sebagai anak muda yang peduli dengan lingkungan, ia memutuskan untuk mengubah masa depan desanya menjadi lebih baik. Bersama teman-temannya, Aldi membentuk sebuah kelompok bernama “Mawar Hijau”, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Berkat kerja keras Aldi dan anggota kelompoknya, Mawar Hijau berhasil menginisiasi program “5R” (Reduce, Reuse, Recycle, Restore, dan Respect) di desa mereka. Mereka mendirikan tempat pengelolaan sampah yang modern dan mengajak masyarakat untuk memilah sampah. Sampah organik digunakan sebagai pupuk atau diolah menjadi biogas, sedangkan sampah non-organik didaur ulang menjadi barang-barang yang bisa dijual.
Melihat usaha Mawar Hijau, masyarakat Desa Mawar mulai peduli dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Setiap minggu, mereka mengadakan kegiatan gotong royong membersihkan pinggir sungai dan jalan-jalan desa dari sampah. Pohon-pohon yang ditebang untuk keperluan bangunan digantikan dengan penyediaan lahan hijau yang menjadi taman-taman umum.
Tidak hanya itu, Mawar Hijau juga bekerjasama dengan para petani di desa tersebut untuk menerapkan pola pertanian yang ramah lingkungan. Mereka mengajarkan para petani untuk menggunakan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pestisida kimia. Hasilnya, tanaman mereka menjadi lebih sehat dan produktif tanpa merusak lingkungan sekitar.Melalui perubahan kecil yang dilakukan Mawar Hijau, desa Mawar menjadi lebih hijau, bersih, dan nyaman untuk ditinggali. Penduduk desa menjadi lebih sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan dan merasa bangga dengan desanya yang bersih dan asri. Bahkan, mereka tidak malu membandingkan desanya dengan desa-desa lain yang masih menderita akibat manajemen sampah yang buruk.
Ketika tahun 2023 tiba, Desa Mawar telah berubah menjadi desa yang maju dan berkelanjutan. Pemerintah daerah pun memberikan penghargaan kepada kelompok Mawar Hijau atas usahanya dalam menjaga lingkungan. Desa mereka menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah dan mengubah lingkungannya menjadi lebih hijau dan sehat.
Aldi melihat masa depan desanya dengan harapan baru yang lebih cerah dan bahagia. Ia percaya bahwa jika setiap orang peduli dan berusaha menjaga lingkungan, masa depan akan menjadi lebih baik. Aldi menyadari bahwa perjalanan menuju masa depan yang lebih bahagia membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari semua pihak, tetapi ia yakin bahwa dengan usaha yang konsisten, di tahun 2023, masa depan yang lebih baik sedang menanti mereka.