Mimpi dan 2023 – Cerpen Indri Ashar

Bangkit Kembali Cantika Mawarni

Mimpi dan 2023
Karya: Indri Ashar

Siapa yang tidak ingin berpendidikan?

Siapa yang tidak ingin menempuh Pendidikan di universitas ternama?

Menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi adalah Impian banyak orang, bahkan jika mempunyai kesempatan mungkin semua anak akan berteriak dengan lantang mengatakan jika dia ingin menginjakkan kakinya di universitas.

Namun, tidak semua orang bisa menempuh Pendidikan di perguruan tinggi yang di inginkan. Bukan salah tuhan, bukan salahmu, bahkan bukan salah siapa-siapa, ini adalah takdir dan mau tidak mau semua orang harus terima meski sedikit menyakitkan.

Kanara, seorang gadis yang pada tahun 2023 masih menjadi seorang siswi di sebuah Sekolah Menengah Atas dengan mimpinya untuk mendapat beasiswa agar dapat melanjutkan pendidikan di universitas impiannya. Membaca buku adalah kegemarannya, tidak pernah seharipun buku-buku itu lepas dari genggamannya, baginya buku adalah teman yang dia harap bisa menjadi jembatan menuju univ impiannya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan hari ini merupakan hari penetapan para siswa yang mempunyai kesempatan mendapat beasiswa yaitu eligible. Ribuan doa sudah di ucapkan kanara agar namanya juga tercantum sebagai siswa eligible, kana selalu yakin bahwa takdir tuhan itu baik dan usaha yang dilakukan selama ini tidak akan menghianati hasil. dan ya namanya ada dalam daftar siswa eligible yang membuat rasa syukur tak pernah berhenti terucap dari bibirnya.

“Alen namaku dan namamu terdaftar sebagai siswa eligible” kanara berkata dengan senyuman kepada sahabatnya.

“Selamat untuk kamu dan aku kanara, pokoknya harus lebih semangat satu langkah lagi kita pasti bisa melanjutkan pendidikan di universitas impian kita” kata alena sembari memeluk kanara.

Kanara dan alena adalah 2 orang bersahabat mereka sudah saling mengenal sejak menduduki bangku kelas 10, alena adalah orang yang selalu meyakinkan kana di saat dia ragu dengan semua mimpinya, begitupun sebaliknya kanara yang selalu ada di saat susah dan senangnya.

Bagi mereka dukungan dalam pertemanan itu sangat penting, prinsip mereka dalam berteman tidak perlu mewah karena yang di inginkan yaitu bagaimana momen dan kenangan yang mereka ciptakan, bagaimana mereka selalu ada disaat yang lainnya membutuhkan bantuan dan dukungan dari mereka.

“Alena terimakasih sudah mau berteman denganku selama ini, bahkan ketika kamu tahu jika latar belakang keluargaku dan keluargamu jauh berbeda kamu masih mau menjadi sahabatku” ungkapan kanara kepada sahabatanya membuat alena merasa terharu.

“Bagiku uang bukan segalanya dalam pertemanan, di pertemukan dengan manusia sebaik kamu merupakan anugerah buat aku yang selama ini memandang sebuah pertemanan dapat di nilai dengan uang” ucap alena kepada kana dengan mata yang berkaca-kaca.

Kini banyak sekali pertemanan yang tidak sehat, banyak orang yang menilai hubungan pertemanan di nilai dengan uang, yang menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam pertemanan toxic. Dengan pikiran jika kau punya uang kau punya kuasa, nyatanya pertemanan itu di nilai bukan dari seberapa banyaknya uang yang kau keluarkan saat berkumpul tapi dari bagaimana kau menerima dan menghargai kekurangan temanmu.

Matahari sudah mulai meredupkan sinarnya, mungkin dia sudah lelah dengan semua tugasnya di siang hari dan kini mulai berpindah arah ke barat untuk bersembunyi dan membiarkan bulan untuk menggantikan tugasnya. Sementara itu kana sudah ada di rumahnya dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya menyambut kepulangan kedua orangtuanya.

Tok….
Tok…
Tok…

Bunyi pintu yang di ketuk membuatnya segera berlari untuk membuka pintu dan menyalimi kedua orang tuanya. Sikapnya hari ini membuat orangtuanya terheran-heran entah hal baik apa yang sudah di dapatkan putrinya yang membuatnya sangat senang.

“wah sepertinya ada yang senang sekali hari ini, ada cerita apa hari ini di sekolah nak?” tanya papa kanara yang diselingi dengan kekehan. Sedangkan mamanya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah suami dan anaknya.

“Sudah-sudah ayo sholat dulu nanti lagi lanjut ceritanya” mamanya berkacak pinggang menyuruh anak dan suaminya untuk sholat terlebih dahulu karena waktu maghrib sudah tiba.

Selesai melaksakan sholat maghrib keluarga kanara berkumpul di ruang tamu atas permintaan kana untuk membicarakan sesuatu yang penting. Kanara berjalan masih dengan senyum yang terus mengembang yang membuat orangtuanya penasaran entah apa yang ingin di katakan oleh putri mereka.

“Mama papa aku punya kabar baik buat kalian” perkataan kana semakin membuat orangtuanya penasaran.

“Kabar apa ka dari tadi kamu bikin mama penasaran sekali” ucap ibunya yang sudah sangat penasaran yang di angguki oleh ayahnya.

“Aku terdaftar sebagai siswa eligible ma pa, artinya kana punya kesempatan untuk kuliah tanpa harus membayar uang pembangunan. Mama sama papa doain kana ya semoga kana bisa lulus jalur prestasi” kana menjelaskan secara jelas tentang maksud dan tujuannya dan meminta doa kedua orang tuanya agar mimpinya untuk melanjutkan Pendidikan di universitas bisa terwujud.

Senyum Bahagia tercetak dengan jelas di wajah kanara, tapi hal ini berbeda dengan respon kedua orang tuanya, senyum dan rasa penasaran yang tadi sangat membuncah hilang entah kemana digantikan dengan pandangan putus asa keduanya yang membuat pertanyaan di dalam diri kana apakah kabar yang diberikan kepada orangtuanya tidak membahagiakan?

“Kanara bermimpi itu baik nak tapi bermimpi terlalu tinggi tidak baik kana” perkataan ibunya membuat rasa tidak nyaman menjalar dalam hatinya, seperti ada benda tak kasat mata yang menusuk hatinya secara tiba-tiba.

“Maksud mama apa? Apakah salah jika kana punya mimpi untuk bisa berkuliah? mama kana hanya butuh doa dan dukungan” mata berkaca-kaca menunjukkan betapa besar keinginannya untuk berkuliah dan sedikit rasa tidak nyaman dengan ucapan ibunya.

“Kanara mama bukan melarang kamu untuk berkuliah dan melanjutkan pendidikanmu nak, tapi kita orang tidak punya, kita tidak seperti mereka diluar sana yang punya segalanya, sekalipun kamu lulus di jalur itu lantas bagaimana dengan biaya kehidupan kamu nak, bagaimana dengan uang buku yang harus kamu bayarkan. kanara orangtua kamu hanya seorang petani kecil nak” Ucap ibu kana dengan suara yang parau melihat betapa besar mimpi anaknya untuk berkuliah.

Menjadi penghalang untuk mimpi anaknya tidak pernah ada di pikiran ibu kanara, namun harus bagaimana jika ekonomi yang tidak mendukung. Sebagian orang mungkin menganggap berkuliah hanya sebuah formalitas, namun sebagian lagi menganggap jika berkuliah bisa menjadi langkah awal untuk mengubah nasibnya.

Melangkahkan kaki meninggalkan orangtuanya, namun ucapan sang ibu membuat langkahnya berhenti, “kana mama harap kamu bisa melepaskan hal itu dengan lapang hati nak, akan banyak hal baik yang kamu temukan diluar sana meski tidak berkuliah, maafkan mama nak”.

Tidak ada seorangpun manusia yang ingin terlahir sebagai orang yang kurang dalam hal ekonomi, jika bisa memilih semua pasti ingin menjadi orang kaya. Harta yang berlimpah, uang yang banyak membuatnya tak perlu merasakan pedihnya hidup sebagai orang yang selalu di anggap kecil oleh sebagian masyarakat.

Bulan tampak bersinar terang cahayanya tampak mencari celah untuk masuk ke sela-sela horden di sebuah kamar yang di dalamnya terdapat seorang gadis yang menangisi keputusan sang ibu. “Apa aku salah jika punya mimpi untuk menjadi orang besar seperti orang lain? Aku hanya ingin melanjutkan pendidikanku tapi mengapa seolah tak ada ruang untukku mewujudkan semua mimpiku. Apakah anak seorang petani kecil tidak pantas untuk berkuliah Tuhan?”.

Beberapa hari berlalu tapi ternyata permintaan ibunya untuk mengundurkan diri tak kunjung di laksanakan oleh kanara. Masih sangat berat baginya untuk meninggalkan semua mimpi yang sudah di rancang sejak lama, dia masih berharap jika ibunya akan memberikan izin untuk mencobanya terlebih dahulu dan jika memang tidak berhasil maka kana siap meninggalkan semua mimpinya.

“Kanara it’s oke tidak semua hal akan berjalan dengan mulus, terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan kita harus merasakan sedikit rasa sakit hm….” menarik nafas sejenak dan memandangi sahabatnya yang terlihat tampak lebih lesuh dari biasanya alena kemudian melanjutkan “dan aku yakin hal yang kamu alami hari ini yang akan menjadikan kamu semakin kuat, aku percaya kamu pasti bisa berkuliah di kampus impian kamu dan mama kamu akan setuju”.

Bagi kanara alena adalah rumahnya selain orangtuanya, alena akan selalu menjadi tempat pulangnya disaat dia bimbang dengan sesuatu, karena alena akan selalu memberikan solusi dan dorongan jika itu adalah hal yang baik. Menurut kana punya sahabat seperti alena adalah sesuatu yang harus dijaga.

Benar kata orang jika kita harus punya mimpi tentang apa yang kita ingin, namun jika tidak ada usaha yang mengiri mimpi tersebut maka mimpi itu akan tetap menjadi mimpi yang tidak terwujud. Perlu usaha dan sedikit pengorbanan untuk mewujudkan semua mimpi itu, meskipun dalam mewujudkan semua Impian terkadang ada halangan dan rintangan. Tuhan tak pernah memberikan kesulitan yang tidak dapat kita lewati karena tuhan tahu kita mampu.

“Kanara mama dan papa perlu bicara dengan kamu nak, ayo duduk dulu’’ kanara yang baru saja ingin melangkahkan kakinya menuju kamar harus mengurungkan niatnya dan bergabung dengan kedua orangtuanya.

Duduk dalam diam dengan kepala menunduk, jujur saja dalam hati kanara ada sedikit rasa kecewa kepada orangtuanya namun untuk marah kepada mereka kana takut jika menyakiti hati orangtuanya karena rasa sayangnya mengalahkan rasa kecewa terhadap mereka.

“Kamu belum mengundurkan diri ya?” tanya ayahnya yang di angguki oleh kanara.

“Kamu masih ingin mengejar impianmu untuk berkuliah nak?’’ pertanyaan kembali dilontarkan oleh ayahnya yang di angguki kembali oleh kana.

“Jika begitu kejar impianmu nak, papa dan mama mendoakan kamu agar semua impianmu tercapai” ucapan sang ayah membuatnya mengangkat kepala dan melihat kearah kedua orangtuanya dengan binar mata senang.

“Papa serius?” ucap kana memastikan ucapan ayahnya yang di angguki sang ayah.

Perasaan senang tak dapat dibendung memeluk kedua orangtuanya dengan mulut yang terus mengucapkan terimakasih, dan dia berjanji tidak akan membuat orangtuanya kecewa dia akan membuktikan kepada semesta dan orang yang pernah menghina keluarganya bahwa seorang anak petani kecil juga bisa menjadi orang besar.

Tekad dan usaha yang selalu di iringi dengan doa dan restu orangtua serta selalu menjadikan Tuhan sebagai tumpuan dari segala sesuatu yang dilakukan benar-benar membuat hatinya tenang dan ia sudah bertekad menguatkan hatinya bahwa apapun hasil dari semua usahanya selama ini akan ia terima dengan dada yang lapang karena ia yakin jika memang dia tak di izinkan untuk menempuh Pendidikan di universitas maka tuhan pasti sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik.

Tangan gemetar dengan wajah pucat dan keringat dingin duduk di hadapan laptop dengan di damping kedua orangtuanya kana berusaha meyakinkan hatinya bahwa apapun hasilnya ia akan terima. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ia sangat takut dengan semua hasil yang akan keluar hari ini tapi, usapan lembut sang ayah di kapalanya dan genggaman dari sang ibu membuat rasa takutnya sedikit berkurang.

“Apapun hasilnya papa dan mama akan tetap bangga dengan kanara, jangan menangis nak” ucapan sang ibu berhasil membuat hatinya sedikit tenang.

Di bukanya portal pengumuman dan berhasil warna yang ditunjukkan berwarna biru dengan ucapan selamat yang membuat tangis kanara pecah. Begitupun orangtuanya yang langsung memeluk anak mereka rasa bangga, haru dan senang bercampur menjadi satu. Namun di sisi lain kenyataan bahwa setelah ini mereka harus melepas anak kesayangan mereka merantau di kota orang untuk mengejar mimpinya membuat sedikit rasa tak rela dan takut, tapi mereka yakin bahwa putrinya kan menepati janji.

Kabar kelulusan kanara telah menyebar di sekolahnya dan sudah banyak di ketahui oleh teman dan gurunya termasuk alena.

“Kanara I’m proud of you aku bangga dengan pencapaian kamu, selamat kamu berhasil mematahkan tanggapam orang-orang terhadap kamu dan membutikan bahwa kamu bisa menempuh Pendidikan di universitas ternama.” air mata Bahagia tak dapat dibentung alena mendengar pencapaian sahabatnya, meski nasibnya tak sebaik kana sebab hasil yang di inginkan tak sesuai tapi itu tak membuatnya patah dan akan tetap mencoba di jalur selanjutnya.

“Terimakasih alena, tapi kamu…” belum selesai ucapan kanara alena sudah memotongnya

“Jangan khawatirkan aku, aku akan mencoba di jalur lainnya. Mungkin saja rezeki aku bukan disini” kanara tersenyum mendengar penuturan sahabatnya meskipun ia tahu bahwa ada rasa kecewa yang dirasakan oleh alena.

Hari yang Panjang telah dilalui di bangku SMA dan kini merupakan hari kelulusan sudah saatnya melepas status sebagai seorang siswa, ribuan hari dengan banyak suka dan duka mengiringi langkah mereka selama menduduki bangku SMA.

Kembali teringat hari pertemuan pertama di mulai dari kita yang asing kemudian menjadi saudara tak sedarah dan kini harus Kembali di hadapkan dengan kenyataan bahwa tak selamanya mereka Bersama. berat rasanya harus meninggalkan sekolah yang melihat bagaimana perkembangan kita, meninggalkan teman-teman yang sudah di anggap seperti saudara, kembali pada kenyataan jika setiap orang punya masa dan setiap masa ada orangnya. dan kini masa SMA itu sudah habis, namun, hidup harus tetap berlanjut dengan doa semoga kita bertemu dengan orang baik di hari berikutnya.

****

Hari untuk meninggalkan kampung halaman dan orangtuanya sudah tiba kini saatnya kana harus mengejar semua mimpinya, tangis haru tak dapat ia tahan ketika memeluk kedua orangtuanya langkah kaki terasa berat meninggalkan ibu dan ayahnya, namun ini sudah menjadi keputusannya demi mengejar semua impiannya agar dapat membahagiakan orangtuanya.

“Kanara kamu harus selalu ingat tujuanmu ke kota itu nak, belajar yang rajin agar kamu dapat menjadi orang sukses seperti impianmu, dan papa harap kamu dapat menjaga nama baik kami berdua. Doa papa dan mama akan selalu menyertaimu” perkataan ayahnya membuat tangisnya semakin deras. Namun, dengan langkah yang berat ia melangkahkan kakinya meninggalkan kedua orangtuanya.

Hari pertama dimana aku menginjakkan kaki menjadi mahasiswa, menjadi titik awal kehidupan baru akan dimulai tanggung jawabku bukan lagi soal tugas dan datang tepat waktu tapi bagaimana aku dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan baruku di kota orang. Menginjakkan kaki di universitas yang di impikan banyak orang sekaligus menjadi impianku merupakan anugerah yang sangat ku syukuri.

Tahun 2023 mengajarkan banyak hal kepada kanara, rasa sakit, ragu, sedih dan senang betul-betul menghiasi tahun ini. Jatuh dan bangun dalam mengejar univ Impian sungguh membuatnya lelah tapi disisi lain juga menjadi kenangan tersendiri. Di tahun 2023 pun ia harus meninggalkan orangtuanya dan merantau sendirian di kota orang akan di jadikan sebagai suatu Pelajaran di masa depan yang diyakini oleh kanara akan menjadi awal dari masa depannya yang lebih baik.

Banyaknya permainan yang diberikan semesta kepadanya sempat membuatnya ingin mengurungkan niatnya untuk berkuliah dan menyerah untuk mengejar semua impiannya, namun ternyata Tuhan menyiapkan sesuatu yang sangat indah baginya di tahun 2023 yang akan selalu ia syukuri sampai kapanpun.

Perjalanan kanara dalam mengerjar mimpinya dapat menjadi Pelajaran bagi banyak orang, jika ekonomi bukan segalanya meskipun semuanya butuh uang. Namun, jika tuhan sudah mengatakan jika itu untukmu tidak akan ada yang bisa menghentikan rencananya. Percaya pada kemampuan dan diri sendiri, berusaha, memohon doa dan restu otangtua serta menghadirkan Tuhan dalam setiap langkah akan membuat kita tenang dan memudahkan segala urusan, membuat sesuatu yang terlihat mustahil menjadi mungkin.

Tetap percaya pada diri sendiri bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.

Tagar:

Bagikan postingan

4 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *