Story in 2023 – Cerpen Fadilah

puisi mencintai diri

Story in 2023
Karya: Fadilah

Aku seorang mahasiswa yang memilik keinginan, harapan dan cita-cita yang sangat banyak. Aku jauh dari orang tua demi meneruskan pendidikan yang jauh lebih baik menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Selain untuk meneruskan cita-citaku disitu juga ada keinginan dari orang tua ku untuk melihat anak-anaknya bisa sukses. Besar harapan orang tua terhadap diriku dan besar pula tanggung jawab ku untuk memenuhi harapan itu, harapan yang ku taruh di pundak ku.

Namun sebelum aku bisa mendapatkan kesempatan untuk merasakan menempuh pendidikan di tempat yang aku impikan, sangat banyak rintangan dan hambatan serta tangis yang sering aku alami karena sangat sulit menjangkau suatu kampus negeri yang ternama di lampung. Satu tahun mengalami kegagalan dalam menggapai kampus tersebut hingga tahun berikutkan aku mencoba kembali dan akhirnya sampai pada titik aku bisa diterima di kampus tersebut. Kebahagiaan yang aku rasakan serta senyum dan kebanggaan yang orang tua ku rasakan terhadap diriku.

Dengan rasa percaya dan yakin dari orang tua ku untuk mengizinkan ku tinggal dan kuliah jauh dari rumah disitulah harapan dan keinginan orang tua ku agar anaknya bisa sukses dan bisa menggapai seluruh cita-citanya. Aku merasa senang namun aku tidak boleh mengecewakan serta menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan orang tua ku terhadap diriku.

Saat sudah memasuki dunia perkuliahan ternyata sangat banyak tantangan dan hal yang harus aku lalui, hal-hal baru harus aku rasakan dan beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda. Bahkan dunia pertemanan juga harus dipilih dengan benar karena dunia pertemanan di kota jauh lebih berpengaruh terhadap proses hidup ku di kota ini.

Kehidupan perkuliahan sangatlah sulit di mana pertemanan, keegoisan, ambisi serta sikap saling ingin terlihat hebat di depan orang banyak. Menjalani kehidupan perkuliahan setiap harinya bertemu dengan orang-orang yang memiliki karakteristik, sifat dan cara hidup yang berbeda. Bahkan harus pintar dalam memilih teman agar tidak salah dalam pergaulan dan tidak mengarahkan ku ke dalam hal yang tidak baik. Perbedaan ekonomi keluarga, fisik serta warna kulit pun menjadi tolak ukur pertemanan dalam dunia perkuliahan. Karena hal itulah yang menjadikan suatu pikiran serta beban dalam hidup ku karena faktor lingkungan kota dan lingkungan kampus yang jauh berbeda dengan apa yang selama ini aku alami dilingkungan asal ku.

Setiap harinya aku memikirkan apa yang harus aku lakukan hari ini, bagaimana menjalani kehidupan tanpa melakukan hal yang orang lain tidak suka. Bagaimana menjadi baik di depan orang lain, tetapi hidup tidak harus memikirkan orang lain tidak harus menjadi apa yang orang lain sukai namun tetap saja menjadi beban pikiran permasalahan-permasalahan tersebut. Bahkan cara berpakaian cara bicara dan cara hidup menjadi pusat perhatian utama, salah memilih pakaian sudah menjadi perbincangan banyak orang. Aku orang yang tidak terlalu memikirkan soal hal yang aku pakai tetapi aku menggunakan apa yang nyaman dan enak aku pakai.

Suatu hari, aku berada pada suatu titik merasa kebingungan dan cemas serta tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa hidupku seperti tidak memiliki arah, di mana aku mengkhawatirkan akan masadepan dan tanggung jawab yang harus aku gapai. Aku merasa seperti aku tidak tahu harus melakukan apa, setiap saat aku memiliki sebuah keinginan untuk melakukan perubahan dalam hidup dan tidak salah dalam mengambil langkah.

Pernah juga terlintas di dalam pikiran bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika aku tidak sanggup? Bagaimana jika aku tidak bisa? Bagaimana jika aku menyerah?. Aku pernah diposisi di mana aku merasa sendiri, aku patah semangat dan aku merasa hanya menjadi sebuah beban. Aku bahkan tidak pernah berani untuk menceritakan semua hal yang aku rasakan kepada siapa pun, karena aku tidak memiliki keberanian untuk berbagi cerita. Aku selalu merasa untuk apa berbagi cerita kepada orang lain karena belum tentu orang lain bisa mengerti apa yang aku rasakan dan tidak semua orang bisa dipercaya.

Pada saat aku merasa sudah putus asa aku bertemu dengan seorang guru ekonomi di sekolah ku dulu, aku mendapatkan banyak motivasi darinya sampai aku berani menceritakan semua yang ada di pikiran ku semua beban seta masalah yang aku alami. “Buk aku memiliki masalah yang ku sendiri tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut, dimana aku khawatir akan masa depan, aku merasa tidak tahu apa yang harus aku lakukan dan tidak tahu apa yang aku inginkan dalam hidup saya. Aku selalu memiliki harapan dan membuat resolusi untuk melakukan perubahan dalam hidup ku tetapi aku selalu gagal”. Lalu ibu itu melihat kedalam mata ku dan berkata, “Resolusi dapat membantu kita merencanakan masa depan yang lebih baik, tetapi hanya jika kita benar-benar berkomitmen untuk melakukannya”. Aku menjawab “lalu apa yang harus saya lakukan bu?”. Ibu itu menarik nafas pelan lalu menjawab “beradaptasilah kamu dengan lingkungan mu, jangan hiraukan perkataan orang lain yang menyakiti mu, dengarkan apa kata hati mu apabila hati mu berkata itu benar maka diadikan sebagai pelajaran ntuk menjadi lebih baik esok, apabila hati mu mengatakan itu salah maka hiraukan saja anggap saja sebuah rintangan yang membuatmu bisa bangkit untuk membuktikan kepada orang lain kalau kamu bisa. Untuk permasalahan resolusi mulailah dengan menulis daftar resolusi dan harapan mu untuk tahun ini. Ini harus menjadi daftar yang realistis dan spesifik, dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Setelah itu, cari teman atau seseorang yang bisa membantumu mengikuti rencana yang telah kamu susun, perlahan mencari teman tersebut karena tidak semua bisa dijadian tempat untuk menjalankan semua hal baik yang telah kamu buat.” Lalu aku merenung sebentar untuk memikirkan semua yang sudah ibu itu sampaikan, akhirnya aku mengucapkan terima kasih dan aku berpamitan untuk kembaali pulang.

Setelah motivasi dan masukan yang diberikan aku mulai melakukan semua hal tersebut perlahan namun pasti, dimana aku mulai memiliki arah, mulai memiliki tujuan dan aku tidak merasakan putus asa lagi. Dengan keikhlasan dan rasa sabar serta tujuan yang jelas dan niat yang baik maka apa yang aku lakukan akan membuahkan hasil yang baik juga. Semua yang aku lakukan hanya untuk menggapai cita-citaku dan membuat orang tua ku bangga dan bahagia.

Setiap hari aku memiliki langkah dan tujuan yang pasti untuk menjalani kehidupan walau terkadang banyak rintangan hambatan yang terjadi namun tidak ada kata menyerah dalam setiap langkah ku. Yakin dan optimis langkah apa yang aku ambil dan apa yang terjadi pada ku merupakan hal yang terbaik untuk diri ku, dan berharap setiap tahun yang akan dilewati akan memberikan kehidupan bahagia kepada diri ku.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *