Tentang Seekor Kupu-kupu
Karya: Dhiya Nabiilah Darmawan
Tatapnya kini sayu
Menatap sebilah bayang yang terhalang embun kelabu
Kala itu sungguh tabu, aku bahkan tidak tahu
Mengapa semesta membiarkan senyum dalam kalbu tak kunjung padu
Maka sesungguhnya tidak, aksa tak akan pernah kuasa
Sembunyikan candala dalam daksa yang nelangsa
Bagai tersesat dalam candramawa, ku terus mencari uluran pancang
Pancang yang justru membuatku semakin pincang
Hingga datanglah secercah pelita
Membawa sebongkah cermin pada kupu-kupu yang berpikir dirinya lalat
Mereka berkata,
“Kau sangat hebat, kau sangat bersinar.”
Dan aku pun mulai sadar, aku tak perlu pancang untuk terbang
Hanya saja kupu-kupu memang tak dapat bertahan dalam sahara Tatkala tak satu pun bunga membutuhkannya
Juga terik yang selalu coba menjatuhkannya
Terkulai lunglai tanpa ada embun yang memeluknya