AIR MATA AISYA

Di balik pintu kayu

Punggung yang rapuh bersandar penuh

Menopang Pundak yang berguncang

Seiring air mata yang berlomba-lomba datang

 

Aisya menyeka sudut mata

Menghapus jejak pilu di hatinya

Meski tetap terganti dengan perih lainnya

Dari umpatan yang terdengar telinganya

 

Remuk redam rasa Aisya

Diterpa badai pertengkaran orang tuanya

Sesak menggelegak memenuhi dada

Namun Aisya tak bisa apa-apa

 

Gadis kecil itu terduduk lemas

Jemarinya terajut saling meremas

Senyum cerianya hilang terampas

Tersisa kepedihan yang kian membekas

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *