Harmonisasi Pendidikan Karakter Islam Dengan Nilai-nilai Historis Tokoh Revolusi Indonesia Sebagai Upaya Mewujudkan Generasi Emas 2045

Pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Generasi yang berkualitas akan memiliki karakter unggul. Adapun karakter unggul mampu memaksimalkan generasi emas 2045. Pertanyaannya, bagaimana cara membentuk generasi penerus bangsa agar memiliki karakter unggul? Apa indikator keberhasilan pendidikan karakter tersebut? Berikut penjelasannya.

Pendidikan berasal dari Bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang artinya membimbing. Adapun karakter berasal dari kata “charasein” yang artinya budi pekerti. Jadi, pendidikan karakter ialah upaya untuk membimbing seseorang agar memiliki budi pekerti.

Tujuan utama pendidikan karakter mengacu pada tiga hal. Pertama, menguatkan sikap secara personal (personality) agar memiliki karakter yang unggul. Indikator utama seseorang memiliki karakter unggul dapat tercermin dari sikap dan perilakunya yang menerapkan nilai-nilai positif, seperti jujur, tanggung jawab, empati, dan rasa hormat. Kedua, membimbing seseorang agar berperilaku baik dalam kehidupan sosial masyarakat. Ketiga, meningkatkan etos kerja sebagai bagian dari karakter profesional. Ketiga komposisi ini mampu diimplementasikan ketika seseorang memiliki akhlak dan iman. Akhlak akan membimbing manusia untuk senantiasa melakukan kebaikan. Adapun iman mampu meningkatkan semangat hidup karena meyakini bahwa tugas manusia adalah untuk beribadah. Akhlak dan iman menjadi indikator utama ketaatan seorang muslim kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk membentuk seorang muslim yang ideal maka diperlukan beberapa hal yang harus dipenuhi, diantaranya: Sehat jasmani dan rohani yang dapat menguatkan seorang muslim untuk selalu menjalankan aktivitas peribadatan sehari-hari tanpa terkendala kesehatan; cerdas secara emosional maupun pengetahuan. Seorang muslim yang cerdas mampu menyeimbangkan antara aktivitas duniawi dan ukhrawi; senantiasa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketakwaan ini menjadi syarat mutlak bagi seorang muslim agar dapat menjalani kehidupan yang ideal.

Lantas, bagaimana cara mewujudkan generasi penerus yang ideal dan memiliki karakter unggul sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter islam? Berikut jawabannya.

Pertama, peran keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter seorang anak. Orang tua sebagai pendidik pertama memberikan kontribusi besar bagi pembentukan pondasi karakter anaknya. Pondasi tersebut dibentuk melalui kebiasaan yang dilakukan anak di rumah masing-masing. Untuk itu, nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, empati dan berbagai karakter lainnya ditentukan oleh kebiasaan di rumahnya masing-masing. Selain itu, ritual-ritual peribadatan yang diajarkan sejak dini  mampu membentuk kepribadian dan meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pendidikan karakter islam, maka peribadatan inilah yang menjadi pondasi utama seorang muslim dalam menjalankan setiap aktivitasnya.

Kedua, peran sekolah sebagai pendidik sekaligus mentransfer ilmu pengetahuan bagi generasi penerus bangsa. Peran sekolah ditekankan pada dua poin pokok, yaitu karakter dan ilmu pengetahuan. Pendidikan karakter dan ilmu pengetahuan mampu dicapai melalui kebiasaan di kelas maupun kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Pembiasaan-pembiasaan baik yang dilakukan di sekolah mampu membentuk kepribadian seorang anak jika dilaksanakan dengan penuh perhatian dan fokus pada kesesuaian proses agar dapat mencapai output yang diharapkan.

Ketiga, peran individu dalam lingkungan masyarakat. Dalam hal ini yang paling berpengaruh ialah pergaulan seorang anak di lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik mampu membentuk generasi penerus yang unggul, serta berjiwa sosial tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter sosial dengan melibatkan anak dalam setiap kegiatan-kegiatan positif dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, peran keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulan sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia.

Berbicara pendidikan karakter islam, maka bukan hanya terpaku pada generasi penerus yang beragama islam. Lebih luas dari itu, pendidikan karakter islam mampu memberikan kebermanfaatan untuk semua umat manusia. Islam bukan hanya agama ketuhanan, namun juga berkaitan dengan ajaran kemanusiaan. Artinya, pendidikan karakter islam ini mampu diimplementasikan dan dapat memberikan keselarasan bagi semua umat manusia. Apalagi, salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak ialah Indonesia. hal ini dapat memberikan peluang lebih besar untuk membentuk generasi penerus yang unggul, berakhlak mulia dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akhlak dan iman akan membentengi generasi penerus bangsa dari sifat-sifat tercela dan merugikan orang lain. Salah satu sifat tersebut ialah keinginan untuk mengambil hak orang lain (korupsi). Sifat ini akan menghambat pembentukan generasi emas 2045. Agar potensi Indonesia Emas 2045 mampu dimaksimalkan, maka diperlukan keselarasan antara pendidikan karakter islam dengan nilai-nilai historis tokoh revolusi kemerdekaan Indonesia.

Para pendiri bangsa tentunya menjadi acuan ideal karakter unggul generasi penerus bangsa. sebagai contoh salah satu tokoh pejuang kemerdekaan ialah Jenderal Sudirman. Panglima tantara pertama yang memiliki semangat juang dan kegigihan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semangat dan kegigihan inilah yang juga patut untuk dijadikan role model generasi penerus bangsa untuk mengoptimalkan Indonesia Emas 2045. Generasi emas mampu dicapai bila pendidikan karakter mampu diimplementasikan. Upaya untuk mengoptimalkannya diperlukan implementasi nilai-nilai agama sebagai pondasi personality generasi penerus bangsa. Adapun, nilai-nilai historis tokoh pejuang kemerdekaan sebagai karakter semangat juang dan kegigihan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara.

Harmonisasi pendidikan karakter islam dengan nilai-nilai historis tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dapat diaplikasikan sejak usia dini. Sesuai dengan fase perkembangan anak yang paling menentukan ialah pra sekolah dasar. Fase ini menentukan kebiasaan yang akhirnya akan menjadi karakter permanen dalam diri setiap individu. Jika sejak usia dini anak senang belajar, maka sampai usia lanjut pun kebiasaan itu akan terus dilakukan. Maka dari itu, pemahaman kegiatan-kegiatan peribadatan dan aplikasi nilai-nilai karakter tokoh revolusi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan sejak dini oleh generasi penerus bangsa secara konsisten mampu mengoptimalkan potensi Indonesia Emas 2045.

Tagar:

Bagikan postingan

satu Respon

  1. Artikel yang baik dan berfungsi sebagai penambah wawasan, dan semoga untuk kedepannya dapat diaplikasikan di NKRI tercinta ini demi mewujudkan Generasi Emas 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *